-->

Friday, October 13, 2017

TATA CARA PEMANGGILAN, PEMERIKSAAN, PENJATUHAN, DAN PENYAMPAIAN KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN

Share On Facebook ! Tweet This ! Share On Google Plus ! Pin It ! Share On Tumblr ! Share On Reddit ! Share On Linkedin ! Share On StumbleUpon !
TATA CARA  PEMANGGILAN, PEMERIKSAAN, PENJATUHAN,  DAN PENYAMPAIAN KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN


A.  UMUM

1.  Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, atasan langsung wajib memeriksa lebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.
2.  Untuk ancaman hukuman disiplin sedang dan berat maka PPK atau pejabat lain yang ditunjuk dapat membentuk Tim Pemeriksa.
3. Tujuan  pemeriksaan  adalah  untuk  mengetahui  apakah  PNS  yang bersangkutan benar atau tidak melakukan pelanggaran disiplin, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang  mendorong atau  menyebabkan  PNS yang bersangkutan    melakukan  pelanggaran  disiplin   serta   untuk  mengetahui dampak atau akibat dari pelanggaran disiplin tersebut.
4.  Pemeriksaan  terhadap  PNS  yang  melanggar     disiplin  harus  dilakukan dengan teliti dan obyektif, sehingga pejabat yang berwenang menghukum dapat mempertimbangkan dengan seksama tentang jenis hukuman disiplin yang akan dijatuhkan kepada PNS yang bersangkutan.

B.   PEMANGGILAN

1.   PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, dipanggil secara tertulis untuk diperiksa oleh atasan langsung atau Tim Pemeriksa. Surat panggilan dibuat  menurut  contoh sebagaimana  tersebut  dalam  Anak  Lampiran  I-a Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.
2.  Pemanggilan secara tertulis bagi PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, dilakukan paling lambat 7 (tujuh) harl kerja sebelum tanggal pemeriksaan.
3.  Apabila PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin pada tanggal yang seharusnya yang bersangkutan diperiksa tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan    kedua  paling   lambat  7  (tujuh)  hari   kerja  sejak  tanggal seharusnya yang bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama.
4.  Dalam menentukan tanggal pemeriksaan dalam surat pemanggilan pertama dan pemanggilan kedua harus memperhatikan waktu yang diperlukan untuk menyampaikan dan diterimanya surat panggilan.
5.  Apabila pada tanggal pemeriksaan yang ditentukan dalam surat pemanggilan kedua PNS yang bersangkutan tidak hadir juga, maka pejabat yang berwenang  menghukum menjatuhkan  hukuman  disiplin  berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.

Contoh:

Sdr. Ariel Syahroni, S.Kom.,  jabatan fungsional Pranata Komputer Pertama, pangkat Penata Muda golongan ruang III/b,  diduga melakukan pelanggaran disiplin. Untuk mengetahui atau membuktikan pelanggaran yang diduga dilakukan,  Sdr. Ariel Syahroni  dipanggil oleh  atasan  langsungnya secara


tertulis pada tanggal 6 Oktober 2010 untuk hadir dalam pemeriksaan pada tanggal 14 Oktober 2010, tetapi Sdr. Ariel Syahroni tidak hadir pada tanggal
14 Oktober 2010, maka pada tanggal 14 Oktober 2010 atasan langsungnya melakukan pemanggilan kedua secara tertulis kepada Sdr. Ariel Syahroni untuk hadir dalam pemeriksaan pada tanggal 22 Oktober 2010.
Apabila pada tanggal 22 Oktober 2010 pemeriksaan pemanggilan kedua Sdr. Ariel Syahroni tidak juga hadir, maka pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.

C.   PEMERIKSAAN

1.   Sebelum melakukan  pemeriksaan,  atasan  langsung atau  Tim  Pemeriksa mempelajari lebih  dahulu  dengan  seksama  laporan-laporan  atau  bahan• bahan mengenai pelanggaran disiplin yang diduga dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
2.  Pemeriksaan  sebagaimana  dimaksud  pada  angka  1     dilakukan  secara tertutup, hanya diketahui dan dihadiri oleh PNS yang diperiksa dan pemeriksa.
3. PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin yang kewenangan penjatuhan hukuman disiplinnya menjadi wewenang Presiden dan PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin yang pemeriksaannya menjadi kewenangan    PPK    atau    Gubernur    sebagai    atasan    langsungnya, pemeriksaannya dilakukan oleh PPK atau Gubernur yang bersangkutan.
Untuk mempercepat pemeriksaan, PPK atau Gubernur dapat memerintahkan pejabat di  bawahnya  dalam  lingkungan  kekuasaannya  untuk  melakukan pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, dengan ketentuan bahwa pejabat yang diperintahkan untuk melakukan pemeriksaan itu tidak boleh berpangkat atau memangku jabatan yang lebih rendah dari PNS yang diperiksa. Surat perintah untuk melakukan pemeriksaan, dibuat  menurut  contoh  sebagaimana tersebut  dalam  Anak Lampiran 1-b Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.
4.  PNS yang diperiksa karena diduga melakukan pelanggaran disiplin, wajib menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh atasan langsungnya.
5.  Apabila PNS yang diperiksa ltu tidak mau menjawab pertanyaan,  maka yang bersangkutan dianggap mengakui pelanggaran disiplin yang dituduhkan kepadanya.
6.  Hasil pemeriksaan harus dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran 1-c Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.
7.  Apabila PNS yang diperiksa mempersulit pemeriksaan, maka hal itu tidak menjadi hambatan untuk menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan bukti• bukti yang ada.


8.  Apabila menurut hasil pemeriksaan, ternyata kewenangan untuk menjatuh•
kan hukuman disiplin kepada PNS tersebut merupakan kewenangan :

a.  atasan  langsung yang  bersangkutan,  maka  atasan  langsung tersebut wajib menjatuhkan hukuman disiplin;
b.  pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsungnya wajib melaporkan secara hierarki disertai berita acara pemeriksaan, laporan kewenangan penjatuhan hukuman disiplin, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran 1-d Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.

Contoh:

Sdr. Abdul Durahman, pangkat Pengatur golongan ruang 11/c fungsional umum, diduga telah melakukan pelanggaran disiplin. Setelah diperiksa oleh atasannya Kepala Seksi (eselon IV.a), ternyata hukumannya berupa hukuman disiplin tingkat sedang.
Dalam hal demikian, karena kewenangan untuk menjatuhkan hukuman disiplin tingkat sedang merupakan kewenangan Kepala Bidang (eselon Ill.a) atau pejabat yang lebih tinggi, maka Kepala Seksi tersebut membuat laporan hasil pemeriksaan kepada Kepala Bidang atau pejabat yang lebih tinggi disertai dengan berita acara pemeriksaannya.
Kepala  Bidang  atau pejabat  yang  lebih  tinggi,  sebelum  menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan Serita Acara Pemeriksaan, dapat meminta keterangan dari orang lain.

9.  Apabila terdapat pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya sedang dan  berat maka PPK atau  pejabat yang  ditunjuk dapat  membentuk  Tim Pemeriksa yang terdiri dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk.
1 O.Apabila  atasan  langsung  dari  PNS  yang  bersangkutan  terlibat  dalam pelanggaran tersebut, maka yang menjadi anggota Tim Pemeriksa adalah atasan yang lebih tinggi secara berjenjang.
11. Susunan Tim Pemeriksa terdiri dari:

a.   1  (satu) orang Ketua merangkap anggota;

b.  1   (satu) orang Sekretaris merangkap anggota; dan c.   paling kurang 1  (satu) orang anggota.
Persyaratan untuk  menjadi  Tim  Pemeriksa tidak  boleh  berpangkat  atau memangku jabatan yang lebih rendah dari PNS yang diperiksa.

12.Tim  Pemeriksa bersifat temporer (Ad Hoc) yang bertugas sampai  proses pemeriksaan selesai terhadap suatu dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukan seorang PNS, pembentukan Tim Pemeriksa dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran 1-e  Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.


Contoh:

Sdr. Jayusman, pangkat Penata Muda golongan ruang Ill/a, diduga telah melakukan pelanggaran disiplin, yang ancaman hukumannya berupa hukuman disiplin berat. Dalam hal demikian, PPK dapat membentuk Tim Pemeriksa yang terdiri dari atasan langsungnya, lnspektorat, Biro Kepegawaian/BKD, atau pejabat lain yang ditunjuk.

13.Apabila diperlukan, untuk mendapatkan keterangan yang lebih lengkap dan dalam upaya menjamin obyektifitas dalam pemeriksaan, atasan langsung, tim  pemeriksa atau pejabat yang berwenang menghukum dapat meminta keterangan dari orang lain.

14. Untuk    memper1ancar  pemeriksaan,    PNS    yang    diduga    melakukan pelanggaran disiplin dan kemungkinan akan dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dapat dibebaskan sementara dari tugas jabatannya oleh atasan langsungnya    sejak    yang    bersangkutan    diperiksa    sampai    dengan ditetapkannya      keputusan   hukuman   disiplin.    Keputusan   pembebasan sementara dari tugas jabatannya, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran 1-f  Peraturan Kepala  Badan Kepegawaian Negara ini.

15. Agar  pelaksanaan tugas organisasi tetap berjalan sebagaimana mestinya •. maka selama  PNS yang  bersangkutan dibebaskan  sementara dari tugas jabatannya, diangkat Pejabat Pelaksana Harian (PLH).

16. PNS yang dibebaskan sementara dari tugas jabatannya, tetap masuk kerja dan    diberikan    hak-hak    kepegawaiannya   sesuai    dengan    peraturan perundang-undangan.

Contoh:

Sdr.  Dedy Putra, S.E., pangkat Penata Muda Tk.  I    golongan ruang 111/b, Jabatan Kepala Seksi (eselon IV.a). Yang bersangkutan diduga telah melakukan pelanggaran disiplin dan ancaman hukumannya berupa hukuman disiplin berat. Dalam hal demikian, untuk memperlancar pemeriksaan, atasan langsungnya yaitu pejabat struktural eselon Ill.a dapat membebaskan sementara Sdr. Dedy Putra, S. E.,  dari tugas jabatan sebagai Kepala Seksi sejak yang bersangkutan diperiksa sampai dengan ditetapkannya keputusan hukuman disiplin. Selama dibebaskan sementara dari tugas jabatan sebagai Kepala Seksi, yang bersangkutan masih tetap masuk kerja dan menerima penghasilan serta tunjangan jabatan.

17.Apabila   atasan langsung dari  PNS yang  diduga  melakukan pelanggaran disiplin  tidak  ada ataupun  terjadi  kekosongan,  maka  untuk pembebasan sementara dari tugas jabatannya  dilakukan oleh pejabat yang lebih tinggi atau secara berjenjang.


18. Serita acara pemeriksaan harus ditandatangani oleh atasan langsung atau Tim Pemeriksa dan PNS yang diperiksa. Apabila ada isi berita acara pemeriksaan itu yang menurut pendapat PNS yang diperiksa tidak sesuai dengan apa yang  diucapkan, maka hal itu diberitahukan kepada pemeriksa dan pemeriksa wajib memperbaikinya.
19.Apabila  PNS yang  diperiksa tidak  bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan, maka berita acara pemeriksaan tersebut cukup ditandatangani oleh pemeriksa, dengan memberikan catatan dalam berita acara pemeriksa• an, bahwa PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan. Walaupun PNS yang diperiksa tidak bersedia untuk menanda• tangani berita acara  pemeriksaan tersebut, tetap  dijadikan sebagai dasar untuk menjatuhkan hukuman disiplin.
20. PNS  yang  telah   diperiksa   berhak   mendapat  foto   kopi   berita   acara pemeriksaan.
21. PNS  yang  dipekerjakan  atau  diperbantukan  pada  Perwakilan  Republik Indonesia di luar negeri yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, pemeriksaannya dilakukan oleh atasan langsungnya. Sedangkan penjatuhan hukumannya tetap menjadi kewenangan Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
Dalam hal diperlukan, Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat rneminta kepada PPK Kernenterian Luar Negeri untuk membentuk Tim Pemeriksa.

D. PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN

1.    UMUM

a.  Tujuan penjatuhan hukuman disiplin pada prinsipnya bersifat pernbinaan yaitu untuk memperbaiki dan mendidik PNS yang melakukan pelanggaran disiplin    agar   yang   bersangkutan   mernpunyai  sikap   rnenyesal  dan berusaha tidak mengulangi serta rnemperbaiki diri pada masa yang akan datang.        Juga   dimaksudkan   agar   PNS   lainnya   tidak    melakukan pelanggaran disiplin.
b.  Pejabat yang berwenang  menghukum sebelum rnenjatuhkan hukurnan disiplin wajib mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan, dan memper• hatikan dengan seksama faktor-faktor yang rnendorong atau menyebab• kan  PNS tersebut  melakukan  pelanggaran  disiplin  dan  dampak  atas pelanggaran disiplin tersebut.
c.  Meskipun bentuk pelanggaran disiplin yang dilakukan sama, tetapi faktor• faktor yang mendorong dan darnpak yang ditimbulkan dari   pelanggaran disiplin itu berbeda, rnaka jenis  hukuman disiplin yang akan dijatuhkan berbeda.


d.  PNS yang telah terbukti melakukan pelanggaran disiplin, harus dijatuhi hukuman  disiplin yang  setimpal  dengan pelanggaran  yang  dilakukan. Tingkat dan jenis hukuman disiplin yang dijatuhkan tidak  harus secara berjenjang.
e. Apabila  tidak terdapat  pejabat yang berwenang  menghukum misalnya jabatan    yang  lowong  karena   pejabatnya  berhalangan  tetap,  belum diangkat  pejabat  untuk  jabatan  tersebut,  atau  tidak  terdapat  dalam struktur  organisasi, maka  kewenangan  menjatuhkan  hukuman disiplin menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi.
f.        Dalam hal PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya akan  dijatuhi hukuman disiplin  yang  bukan  menjadi  kewenangannya, Pimpinan  lnstansi  atau  Kepala  Perwakilan  mengusulkan  penjatuhan hukuman disiplin  kepada  PPK  instansi  induknya disertai  berita acara pemeriksaan.
g.   Penjatuhan hukuman disiplin yang menjadi wewenang Presiden diusulkan oleh    PPK  dan  tembusannya   disampaikan  kepada   BAPEK  dengan melampirkan:
1)   berita acara pemeriksaan;
2)   bukti-bukti pelanggaran disiplin; dan
3)   bahan-bahan lain yang diperlukan.

2.  PERTIMBANGANDALAM MENENTUKANJENIS HUKUMAN DISIPLIN

a.  Dalam  menentukan jenis  hukuman  disiplin  haruslah  dipertimbangkan dengan seksama agar hukuman disiplin yang akan dijatuhkan itu setimpal dengan pelanggaran disiplin  yang dilakukan.

Contoh:
Seorang PNS telah melakukan penggelapan barang-barang milik Negara berupa  alat tulis  kantor (ATK)  untuk kepentingan pribadi dan terbukti melanggar Pasal 3 angka 13 yang pelanggarannya ber-dampak negatif pada instansi yang bersangkutan. Sehingga oleh pejabat yang berwenang menghukum   dapat   dijatuhkan   hukuman   disiplin   sedang.   Dengan demikian, berdasarkan hasil pertimbangan pejabat yang berwenang menghukum maka:
1)    apabila yang bersangkutan baru pertama kali melakukan perbuatan tersebut  dan  terpaksa  melakukannya  karena  kebutuhan  ekonomi yang mendesak, maka pejabat yang berw enang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin tingkat sedang berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama  1  (satu) tahun.
2)    apabila  yang  bersangkutan  melakukannya  karena  untuk  mencari keuntungan pribadi atau memperkaya diri, maka dapat diberikan hukuman disiplin tingkat sedang berupa penundaan kenaikan pangkat selama  1     (satu)  tahun  atau  penurunan  pangkat  setingkat    lebih rendah selama 1   (satu) tahun.


b.   PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan beberapa pelanggaran disiplin, kepadanya hanya dapat dijatuhi 1   (satu) jenis hukuman disiplin yang terberat setelah mempertimbangkan semua pelanggaran disiplin yang dilakukan.

Contoh:

Sdr. Drs. Sugihjaya, Penata Muda Tingkat I  golongan ruang 111/b,  jabatan Kepala Subbagian (eselon IV.a). Yang bersangkutan tidak masuk kerja tanpa keterangan yang sah selama 8 (delapan) hari kerja yang menurut ketentuan PP  Nomor 53 Tahun  2010  harus dijatuhi hukuman  disiplin berupa teguran tertulis. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh atasan langsungnya ternyata di samping tidak masuk kerja, juga terbukti melakukan pelanggaran disiplin berupa  melakukan perceraian dengan istri tanpa izin dari pejabat yang berwenang yang menurut ketentuan PP Nomor 10 Tahun 1983 jo PP Nomor 45 Tahun 1990 harus dijatuhi salah satu hukuman disiplin tingkat berat.
Dalam hal demikian,  PNS tersebut  dijatuhi  salah satu jenis  hukuman disiplin tingkat berat dengan tetap mempertimbangkan tidak masuk kerjanya.

c. PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian melakukan pelanggaran disiplin yang sifatnya sama,  kepadanya dijatuhi  hukuman disiplin  yang  lebih  berat  dari  hukuman  disiplin terakhir  yang  pernah dijatuhkan kepadanya. Ketentuan ini tidak berlaku bagi pelanggaran disiplin tidak masuk kerja dan menaati jam kerja yang dilakukan dalam tahun yang berbeda.

Contoh:

Sdri. Susiana, S.H., golongan ruang 111/b   pada tahun 2009  melakukan pelanggaran disiplin tidak melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan  dengan  penuh  pengabdian,  kesadaran,  dan  tanggung jawab yang berdampak negatif terhadap  unit kerja. Yang bersangkutan telah dijatuhi hukurnan disiplin ringan berupa teguran tertulis.
Kemudian pada tahun 2010 yang bersangkutan mengulangi perbuatan yang  sama.  Dalam  hal  demikian,  Sdri.  Susiana, S.H.,  harus  dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat yaitu berupa pernyataan tidak puas secara tertulis oleh pejabat yang berwenang menghukum.

3.  TATA CARA PENJATUHANHUKUMAN DISJPLIN

a.  Teguran Lisan

1) Jenis hukuman disiplin berupa teguran lisan ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum, dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam  Anak  Lampiran 1-g   Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.


2) Dalam keputusan hukuman disiplin berupa teguran lisan, harus disebutkan    pelanggaran  disiplin  yang  dilakukan  oleh  PNS  yang bersangkutan.

b.   Teguran Tertulis

1)  Jenis hukuman disiplin  berupa teguran  tertulis  ditetapkan  dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum, dibuat menurut contoh  sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran 1-h   Peraturan Kepala Badan Kepegawaian  Negara ini.
2) Dalam keputusan hukuman teguran tertulis,  harus disebutkan pelanggaran    disiplin   yang  dilakukan   oleh  PNS  yang  bersang• kutan.
c.  Pernyataan Tidak Puas Secara  Tertulis

1)  Jenis  hukuman disiplin  berupa pernyataan  tidak  puas secara  ter• tulis ditetapkan  dengan keputusan pejabat yang berwenang meng• hukum,  dibuat  menurut  contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran 1-i  Peraturan Kepala Badan Kepegawaian  Negara ini.
2)  Dalam keputusan  hukuman  disiplin  berupa  pernyataan  tidak  puas secara    tertulis,    harus   disebutkan    pelanggaran    disiplin    yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
d.  Penundaan Kenaikan Gaji Berkala selama  1   (satu) tahun

1) Jenis  hukuman  disiplin  berupa  penundaan  kenaikan  gaji berkala selama 1   (satu) tahun, ditetapkan  dengan keputusan  pejabat yang berwenang    menghukum,    dibuat   menurut   contoh   sebagaimana tersebut    dalam   Anak   Lampiran   1-j      Peraturan    Kepala   Badan Kepegawaian Negara ini.
2)  Jenis  hukuman  disiplin   yang  berupa  penundaan   kenaikan  gaji berkala ditetapkan  untuk selama 1    (satu) tahun.
3)  Dalam  keputusan  hukuman  disiplin  berupa  penundaan  kenaikan gaji berkala selama  1   (satu) tahun, harus disebutkan  pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
4)  Masa  penundaan   kenaikan  gaji  berkala,   dihitung   penuh  untuk kenaikan gaji berkala berikutnya.
Contoh 1:

Sdr. Kurniawan,  S.E.,   M.M., pangkat Pembina  Tingkat  I    golongan ruang  IV/b,  Kepala  Bagian  Umum (eselon  Ill.a).  Pada tanggal  1
Juli  2010  yang  bersangkutan   baru  memperoleh   kenaikan  gaji berkala  (KGB) dengan  masa kerja 18 tahun 00 bulan dengan  gaji pokok sebesar Rp.2.667.900,00.
Terhitung   mulai  tanggal   1     September   201 O     dijatuhi   hukuman disiplin  tingkat  sedang  berupa  penundaan  KGB  selama  1    (satu) tahun. Dalam hal demikian,  maka KGB yang seharusnya diberikan mulai  1    Juli  2012,  baru  dapat dipertimbangkan  terhitung  mulai  1
Juli 2013.


Yang bersangkutan  dari bulan Juli 2012 sampai dengan Juni 2013, masih menerima gaji pokok lama.

Conteh 2:

Sdr. Kurniawan,  S.E.,  M.M., pangkat  Pembina Tingkat  I   golongan ruang IV/b, Kepala Bagian Umum (eselon  Ill.a).  Seharusnya  pada tanggal   1       November   2010   akan   mendapatkan   kenaikan   gaji berkala dengan  masa kerja  18 tahun 00 bulan dengan  gaji pokok sebesar Rp.2.667.900,00.
Terhitung mulai tanggal  1   Oktober 2010, dijatuhi  hukuman disiplin tingkat sedang berupa penundaan  kenaikan gaji berkala selama  1 (satu) tahun.
Dalam hal demikian,  yang bersangkutan  baru dapat dipertimbang•
kan  kenaikan  gaji  berkala  berikutnya  terhitung   mulai  tanggal   1
November 2011.

Yang  bersangkutan   dari  bulan  November  2010  sampai  dengan
Oktober 2011, masih menerima  gaji pokok lama. e.  Penundaan Kenaikan Pangkat Selama 1   (satu) tahun
1) Jenis   hukuman   disiplin   berupa   penundaan   kenaikan   pangkat ditetapkan    dengan   keputusan   pejabat   yang   berwenang   meng• hukum, dibuat  menurut  contoh sebagaimana  tersebut  dalam Anak Lampiran 1-k Peraturan Kepala Badan Kepegawaian  Negara ini.

2)  Jenis hukuman disiplin yang berupa penundaan  kenaikan pangkat, ditetapkan  berlaku  untuk  selama  1     (satu)  tahun,  terhitung  rnulai tanggal    kenaikan   pangkat   yang   bersangkutan   dapat   dipertim• bangkan.

3)  Masa kerja  selama  penundaan  kenaikan  pangkat,  tidak  dihitung untuk masa kerja kenaikan pangkat berikutnya.

Conteh:

Sdr.   Drs.  Badrun,  jabatan   fungsional   umum,   pangkat   Penata Muda, golongan  ruang  Ill/a,  terhitung  mulai tanggal  1   April  2007. Pada tanggal  12 Nopember 2010, yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin  berupa  penundaan  kenaikan  pangkat  selama  1 (satu) tahun.
Berdasarkan  peraturan  perundang-undangan,  untuk kenaikan pangkat  regulernya   menjadi   Penata   Muda  Tingkat   I     golongan ruang  111/b    seharusnya   dapat  dipertimbangkan   terhitung   mulai tanggal  1   April 2011, karena yang bersangkutan  dijatuhi  hukuman disiplin   berupa   penundaan   kenaikan   pangkat   selama   1     (satu) tahun, maka kenaikan pangkat menjadi Penata Muda Tingkat I golongan  ruang  111/b   baru dapat  dipertimbangkan   terhitung  mulai tanggal  1    April  2012  dan  kenaikan  pangkat  berikutnya  menjadi Penata  golongan   ruang  111/c   baru  dapat  dipertimbangkan   untuk periode 1  April 2016.


4) Dalam keputusan hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan pangkat,  harus  disebutkan   pelanggaran   disiplin   yang  dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
f.   Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 1   (satu) tahun.

1) Jenis hukuman disiplin  berupa  penurunan  pangkat  setingkat  lebih rendah    selama   1      (satu)   tahun   ditetapkan   dengan   keputusan pejabat     yang  berwenang   menghukum,   dibuat   menurut   contoh sebagaimana  tersebut  dalam  Anak Lampiran 1-1   Peraturan  Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.
2)  Dalam  keputusan   hukuman  disiplin   berupa  penurunan   pangkat selama 1   (satu) tahun harus  disebutkan  pelanggaran  disiplin  yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
3)  Setelah  menjalani  hukuman  disiplin  penurunan  pangkat  selesai, maka pangkat PNS yang bersangkutan  dengan sendirinya  kembali kepada pangkat yang semula.
4)  Masa kerja selama menjalani  hukuman disiplin penurunan pangkat setingkat    lebih   rendah   selama   1      (satu)  tahun   tidak   dihitung sebagai  masa kerja kenaikan  pangkat.  Kenaikan  pangkat  berikut• nya, baru dapat dipertimbangkan  setelah  PNS yang bersangkutan paling    singkat   1      (satu)   tahun   setelah   kembali   pada  pangkat semula.

Contoh 1:

Sdr. Andri Subono, S.E., pangkat Penata Muda Tingkat  I  golongan ruang 111/b  terhitung  mulai tang gal 1   April 2010 dengan masa kerja
4 tahun 2 bulan dengan gaji pokok Rp.1.907.500,00.  Yang bersangkutan  dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan  pangkat setingkat  lebih rendah selama  1    (satu) tahun TMT  10 September
2010   sampai  dengan   tanggal   9  September   2011.  Dalam   hal
demikian maka:

a)    TMT  1     Oktober  201 O   Sdr.  Andri  Subono,  S.E.,  pangkatnya turun dari Penata Muda Tingkat  I   golongan ruang 111/b  menjadi Penata Muda golongan ruang Ill/a dengan gaji pokoknya turun dari Rp.1.907.500,00 menjadi Rp.1.830.100,00.
b)    TMT  1     Oktober  2011,  pangkatnya   kembali  menjadi  Penata Muda Tingkat I  golongan ruang 111/b  dan gaji pokoknya kembali menjadi Rp.1.907 .500,00.
c)    TMT  1   April  2015 kenaikan  pangkatnya  baru  dapat  dipertim• bangkan  dari  Penata  Muda  Tingkat  I    golongan   ruang  111/b menjadi Penata golongan ruang lll/c apabila sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


Conteh 2:

Sdr.  Sulaeman,  S.E.,  pangkat  Penata  Muda  Tingkat  I     golongan ruang 111/b   terhitung  mulai  tanggal  1     Oktober  2006  masa  kerja  4 tahun    9   buIan   dengan    gaji   pokok    Rp.1.907 .500,00.    yang bersangkutan  dijatuhi  hukuman disiplin berupa penurunan pangkat setingkat  lebih  rendah  selama  1    (satu)  tahun  TMT  10 Agustus
201O sampai dengan 9 Agustus 2011. Dalam hal demikian maka:

a)  TMT  1    September  2010  pangkat  Sdr.  Sulaeman,  S.E.,  turun dari    Penata   Muda  Tingkat   I    golongan   ruang   111/b    menjadi Penata Muda golongan  ruang Ill/a dengan gaji pokok turun dari Rp.1.907.500,00  menjadi Rp.1.830.100,00.
b) TMT  1    September  2011, pangkatnya  kembali  menjadi  Penata Muda Tingkat I   golongan  ruang 111/b  dan gaji pokoknya kembali menjadi Rp.1.907.500,00.
c)  TMT 1    Oktober 2012 kenaikan pangkatnya  baru dapat dipertim• bangkan  dari  Penata   Muda  Tingkat   I     golongan   ruang   111/b menjadi Penata golongan ruang 111/c apabila sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

g.  Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun.

1) Jen is hukuman disiplin  yang berupa  penurunan  pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun  ditetapkan  dengan  keputusan pejabat    yang   berwenang   menghukum,   dibuat   menurut   contoh sebagaimana  tersebut  dalam Anak Lampiran 1-m  Peraturan Kepala Badan Kepegawaian  Negara ini.

2)  Jenis hukuman disiplin yang berupa penurunan pangkat ditetapkan setingkat lebih rendah untuk selama 3 (tiga) tahun.

3) Dalarn keputusan hukuman disiplin berupa penurunan pangkat setingkat  lebih rendah  berlaku untuk selama  3  (tiga) tahun  harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.

4)  Setelah  menjalani  hukuman  disiplin  penurunan  pangkat  setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun selesai, maka pangkat PNS yang bersangkutan dengan sendirinya kembali kepada pangkat yang semula.

5)  Masa kerja selama menjalani hukuman disiplin  penurunan pangkat setingkat  lebih rendah selama 3 (tiga) tahun tidak dihitung sebagai masa kerja kenaikan  pangkat.  Kenaikan  pangkat berikutnya,  baru dapat  dipertimbangkan   setelah  PNS  yang  bersangkutan   paling singkat 1   (satu) tahun setelah kembali pada pangkat semula.


Conteh 1  :

Sdr.  Jeffry  Woworuntu,   S.E.,  pangkat   Penata   Muda  Tingkat   I golongan  ruang  111/b   terhitung   mulai  tanggal  1    April  201 O   masa kerja 4 tahun  3 bulan dengan  gaji  pokok  Rp.1.907.500,00.    Yang bersangkutan  dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan  pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun TMT 10 Agustus  2010 sampai  dengan  tanggal   9  Agustus   2013.  Dalam  hal  demikian maka:
a) TMT    1       September    2010    Sdr.   Jeffry   Woworuntu,     S.E., pangkatnya  turun dari  Penata  Muda Tingkat  I   golongan  ruang
111/b   menjadi  Penata  Muda  golongan  ruang  Ill/a  dengan  gaji
pokoknya turun dari Rp.1.907.500,00  menjadi Rp.1.830.100,00. b) TMT  1    September  2013,  pangkatnya  kembali  menjadi  Penata
Muda Tingkat  I   golongan  ruang 111/b  dan gaji pokoknya kembali
menjadi Rp.1.907.500,00.

c) TMT 1   April 2017 kenaikan pangkatnya  baru dapat diper• timbangkan dari Penata Muda Tingkat I  golongan ruang 111/b menjadi Penata golongan  ruang 111/c  apabila memenuhi  syarat• syarat yang ditentukan.

Conteh 2:

Sdr.  Jeffry  Woworuntu,   S.E.,   pangkat   Penata   Muda  Tingkat   I golongan  ruang 111/b  terhitung  rnulai tanggal  1    Oktober 2006 masa kerja 4 tahun  9 bulan dengan  gaji pokok  Rp.1.907.500,00.  Yang bersangkutan  dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun TMT 10 Agustus 2010 sampai dengan 9 Agustus 2013. Dalam hal demikian maka:

a)  TMT  1    September  2010 pangkat  Sdr. Jeffry  Woworuntu,  S.E., turun dari pangkat Penata Muda Tingkat  I  golongan  ruang lllJb menjadi  Penata Muda golongan  ruang Ill/a  dengan  gaji pokok turun dari Rp.1.907.500,00    menjadi Rp.1.830.100,00.

b)  TMT  1    September  2013,  pangkatnya  kembali  menjadi  Penata Muda Tingkat  I   golongan ruang 111/b  dan gaji pokoknya kembali menjadi Rp.1.907.500,00.

c)  TMT 1  Oktober 2014 kenaikan pangkatnya baru dapat dipertim• bangkan    dari  Penata  Muda  Tingkat   I     golongan   ruang  111/b menjadi  Penata golongan  ruang 111/c  apabila memenuhi syarat• syarat yang ditentukan.

h.  Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah

1)  Pemindahan   dalam   rangka   penurunan   jabatan   setingkat   lebih rendah  dilakukan  dengan  mempertimbangkan   lowongan  jabatan yang  lebih  rendah  dan  kompetensi   yang  bersangkutan   sesuai dengan persyaratan jabatan yang ditentukan.


2) Jenis hukuman disiplin yang berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah ditetapkan  dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dibuat menurut contoh sebagaimana  tersebut  dalam  Anak Lampiran 1-n  Peraturan Kepala Badan Kepegawaian  Negara ini.

3)  Dalam    surat    keputusan    hukuman    disiplin    tersebut,     harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.

4)  PPK harus segera  menetapkan  keputusan  tentang  pengangkatan dalam    jabatan    baru   yang   telah    ditentukan    sesuai    dengan kompetensi  dan  persyaratan  jabatan  serta  harus  segera  dilantik dan diambil sumpahnya.

5)  Tunjangan  jabatan  yang  lama dihentikan  mulai  bulan  berikutnya sejak    ditetapkannya     keputusan     hukuman     disiplin     berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah.

6)  PNS  yang  dijatuhi  hukuman  disiplin  pemindahan   dalam  rangka penurunan  jabatan   setingkat  lebih  rendah,  diberikan    tunjangan jabatan    berdasarkan   jabatan    baru   yang   didudukinya    sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

7)  PNS  yang  dijatuhi   hukuman  disiplin   berupa  pemindahan  dalam rangka  penurunan jabatan  struktural  setingkat  lebih  rendah,  baru dapat  dipertimbangkan   kembali  dalam  jabatan  yang  lebih  tinggi paling singkat 1  (satu) tahun setelah yang bersangkutan dijatuhi hukuman  disiplin.  Dalam  waktu  1     (satu)  tahun,  dianggap  sudah cukup    untuk  menilai   apakah   yang   bersangkutan   sudah   dapat dipercaya atau belum untuk menduduki sesuatu jabatan lain.

Pengangkatan kembali dalam jabatan satu tingkat lebih tinggi dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8)  Penurunan jabatan  bagi PNS yang menduduki  jabatan  fungsional tertentu

PNS  yang  dijatuhi  hukuman  disiplin  berupa  pemindahan  dalam rangka   penurunan   jabatan   fungsional   tertentu   setingkat   lebih rendah, tetap menduduki pangkat sebelum diturunkan jabatannya.

PPK harus segera  menetapkan  keputusan  tentang  pengangkatan dalam jabatan baru yang telah ditentukan.

PNS yang dijatuhi hukuman disiplin  pemindahan dalam rangka penurunan  jabatan   fungsional   tertentu   setingkat   lebih   rendah, diberikan tunjangan jabatan berdasarkan jabatan baru yang didudukinya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.


Jumlah angka kredit yang dimiliki  sebelum diturunkan jabatannya, tetap dimiliki oleh PNS yang bersangkutan.

PNS  tersebut   dapat   dipertimbangkan    diangkat   kembali   dalam jabatan  semula  paling singkat  1   {satu) tahun sejak  yang bersangkutan  dijatuhi  hukuman  disiplin  sesuai peraturan perundang-undangan   dengan   menggunakan   angka  kredit   yang dimiliki sebelum diturunkan dari jabatannya.

Angka  kredit  yang  diperoleh  dari  prestasi   kerja  dalam  jenjang jabatan   yang  diduduki   setelah   diturunkan   jabatannya,   diperhi• tungkan  untuk  kenaikan  pangkat  atau  jabatan  setelah  diangkat kembali dalam jabatan yang semula.

Kenaikan jabatan  setingkat lebih tinggi setelah yang bersangkutan diangkat   kembali   dalam  jabatan   semula,   baru  dapat  dipertim• bangkan apabila paling singkat 1   (satu) tahun.

Contoh:

Sdr.  Dian  Supardi,   S.Sos.,  jabatan  Analis   Kepegawaian   Muda pangkat Penata Tingkat I  golongan ruang 111/d  dengan angka kredit
300.  Yang  bersangkutan  dijatuhi  hukuman  disiplin  tingkat   berat
berupa  pemindahan  dalam  rangka  penurunan  jabatan  setingkat lebih rendah TMT 9 November 2010. Dalam hal demikian, maka:
a)  Sdr.  Dian Supardi  S.Sos.,  pangkat  Penata Tingkat  I  golongan ruang    111/d    jabatannya   diturunkan   dari  Analis   Kepegawaian Muda  menjadi  Analis   Kepegawaian   Pertama  dengan   angka kredit tetap 300.
b) Sdr.   Dian  Supardi   S.Sos.,   diberikan   tunjangan   jabatan fungsional Analis Kepegawaian Pertama.
c)  Sdr.  Dian Supardi  S.Sos.,  dapat  diangkat  kembali  ke jabatan
Analis Kepegawaian Muda dengan ketentuan sebagai berikut:

1) paling  singkat  telah  1    {satu)  tahun  terhitung  sejak  dijatuhi hukuman disiplin;
2)  menggunakan    angka    kredit    terakhir    sebelum    dijatuhi hukuman disiplin yaitu 300 angka kredit; dan
3)  memenuhi    syarat    lain    sesuai     peraturan    perundang•
undangan.
d)  Selama menduduki jabatan  Analis  Kepegawaian  Pertama,  Sdr.
Dian Supardi S.Sos., memperoleh angka kredit 50.

e)  Setelah  2  (dua)  tahun  diangkat   kembali   ke  dalam  jabatan Analis  Kepegawaian  Muda, Sdr. Dian Supardi S.Sos.,memper• oleh angka kredit 55.
f)    Dalam hal demikian,  Sdr. Dian Supardi  S.Sos., dapat dipertim• bangkan    untuk   naik  jabatan   menjadi   Analis   Kepegawaian Madya dengan angka kredit 405 yang berasal dari:


1)  angka kredit terakhir yaitu 300;

2)  angka   kredit  yang  diperoleh   selama   menduduki  jabatan fungsional Analis Kepegawaian Pertama yaitu 50; dan
3)  angka kredit yang diperoleh setelah diangkat  kembali dalam jabatan fungsional Analis  Kepegawaian Muda yaitu 55.

i.     Pembebasan Dari Jabatan

1) Jenis    hukuman    disiplin    berupa    pembebasan     dari    jabatan ditetapkan  dengan  keputusan  pejabat  yang  berwenang  menghu• kum dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut dalam Anak Lampiran 1-o Peraturan Kepala Badan Kepegawaian  Negara ini.
2)  Dalam   keputusan   hukuman   disiplin   berupa   pembebasan   dari jabatan,    harus  disebutkan   pelanggaran   disiplin   yang  dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
3)  Selama  dibebaskan  dari jabatan,  PNS yang  bersangkutan  masih tetap    menerima   penghasilan   sebagai   PNS   kecuali   tunjangan jabatan.
4)  PNS  yang  dijatuhi   hukuman   disiplin   berupa   pembebasan   dari jabatan,  baru dapat diangkat  kembali dalam suatu jabatan  setelah PNS yang bersangkutan paling singkat 1   (satu) tahun setelah dibebaskan  dari jabatannya.  Dalam waktu 1  (satu) tahun, dianggap sudah    cukup  untuk  menilai   apakah  yang   bersangkutan   sudah dapat dipercaya atau belum untuk menduduki sesuatu jabatan lain.

j.   Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri Sebagai
PNS

1) Jen is  hukuman  disiplin   berupa   pemberhentian   dengan   hormat tidak    atas  permintaan   sendiri  sebagai  PNS  ditetapkan   dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum, dibuat menurut contoh  sebagaimana  tersebut  dalam Anak Lampiran l-p Peraturan Kepala Badan Kepegawaian  Negara ini.
2)  Dalam keputusan hukuman disiplin pemberhentian  dengan hormat tidak    atas  permintaan   sendiri   sebagai   PNS,  harus  disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
3)  PNS yang dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian  dengan hormat tidak    atas  permintaan   sendiri   sebagai  PNS,  diberikan   hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

k.   Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai PNS

1)  Jenis   hukuman   disiplin    berupa   pemberhentian    tidak   dengan hormat  sebagai  PNS ditetapkan  dengan  keputusan  pejabat  yang berwenang    menghukum,   dibuat   menurut   contoh   sebagaimana tersebut    dalam   Anak   Lampiran   1-q    Peraturan    Kepala   Badan Kepegawaian  Negara ini.


2)  Dalam  keputusan  hukuman  disiplin  pemberhentian  tidak  dengan hormat sebagai  PNS harus disebutkan  pelanggaran  disiplin  yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
3)  PNS yang dijatuhi  hukuman  disiplin  pemberhentian  tidak  dengan hormat sebagai PNS, tidak diberikan  hak pensiun.


E.  PENYAMPAIAN HUKUMAN  DISIPLIN

1.  Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengan keputusan  pejabat yang berwenang menghukum.

2.  Pada prinsipnya penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakukan sendiri oleh pejabat yang berwenang menghukum.

3.   PNS yang  bersangkutan  dipanggil secara  tertulis  untuk  hadir  menerima keputusan hukuman disiplin dibuat menurut contoh sebagaimana  tersebut dalam Anak Lampiran l-r Peraturan  Kepala  Badan Kepegawaian  Negara ini.

4.  Penyampaian keputusan hukuman disiplin disampaikan secara tertutup oleh pejabat  yang  berwenang  menghukum  atau  pejabat  lain  yang  ditunjuk, kepada PNS yang bersangkutan serta tembusannya disampaikan kepada pejabat instansi terkait.

Yang dimaksud secara tertutup adalah penyampaian surat keputusan hanya diketahui oleh  PNS yang bersangkutan dan pejabat yang menyampaikan serta  pejabat lain yang  terkait,  dengan  ketentuan  bahwa pejabat  terkait dimaksud jabatan dan pangkatnya tidak boleh lebih rendah dari PNS yang bersangkutan.

5.  Apabila tempat kedudukan pejabat yang berwenang menghukum dan tempat PNS  yang   dijatuhi   hukuman  disiplin   berjauhan,   maka   pejabat   yang berwenang menghukum dapat menunjuk pejabat lain untuk menyampaikan keputusan hukuman disiplin tersebut, dengan ketentuan bahwa pangkat atau jabatannya tidak lebih rendah dari PNS yang dijatuhi hukuman disiplin.

6.  Penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak keputusan ditetapkan.

7. Apabila PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada saat penyampaian keputusan hukuman disiplin, keputusan hukuman disiplin dikirim kepada yang bersangkutan melalui alamat terakhir yang diketahui dan tercatat di instansinya.

8.  Hukuman disiplin yang ditetapkan dengan keputusan Presiden disampaikan kepada PNS yang dijatuhi hukuman disiplin oleh pimpinan instansi lnduknya.

Author:

«
Next
Newer Post
»
Previous
This is the last post.

No comments:

Post a Comment

 
Copyright ©2016 BKPSDMD • All Rights Reserved.
Template Design by BTDesigner • Powered by Blogger